Laporan Praktikum Biokimia
PROTEIN
UJI BIURET
Disusun oleh:
Kelompok 1
AGT Kelas 4
Fathul Rizal (1305101050010)
Gian Alfan (1305101050110)
Rian Jura Arrazi (1305101050034)
Tajul Rina (1305101050080)
Yulfa Sari Tarigan (1305101050051)
LABORATORIUM ILMU DAN
TEKNOLOGI BENIH
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Struktur tersier
protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix
yang sangat pendek.
Protein merupakan
komponen utama semua sel mahluk hidup. Protein berfungsi sebagai pembentuk
struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim, dan lain-lain. Ditinjau dari segi
kimia, protein merupakan suatu senyawa polimer dari asam amino dengan berat
molekul tingi (104 sampai 106).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain
polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk
hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
dirumuskan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1938.
Sifat-sifat
protein berbeda-beda saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dan pemanasan
serta beberapa perlakuan lainnya. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam
larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi
karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi
antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Garam
anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein
akan berkurang.
Asam amino merupakan
senyawa yang memiliki gugus fungsi amino (- NH2) dan asam
karboksilat (- COOH) pada olekul yang sama. Asam amino merupakan
monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein.Asam amino dapat mengalami
proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein.Hidrolisat protein
didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitikdengan asam
atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil.
Fungsihidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes
untuk isolasi danmemperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk
pengobatan yaitu sebagaidiet untuk penderita pencernaan. Dengan menggunakan
teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalamhidrolisat protein dapat
diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkansubstansi campuran
menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagaicara dalam
pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi
ujiprotein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji
millon, ujihopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret.
Sedangkan untuk uji protein,berdasarkan pada pengendapan oleh garam,
pengendapan oleh logam dan alkohol. Sertauji koagulasi dan denaturasi protein.
Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum danuji berdasakan jenis asam
aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadaptirosin, uji
Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret
Bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH
darirantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif
untuk asamamino yang mengandung inti benzena. Oleh karena itu dalam praktikum
ini akandilakukan hidrolisis protein dan identifikasi asam amino dari telur
bubuk.B. Permasalahan Dari pemaparan di atas, timbul permasalahan yang
selanjutnya akan dikaji dalampraktikum ini, yaitu1. Bagaimana menghidrolisis
protein dari telur ?2. Bagaimana mengetahui komponen asam amino penyusun
protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis?C. Tujuan
Dari permasalahan yang diajukan, maka tujuan praktikum ini yaitu antara lain
:1. Untuk mengetahui cara menghidrolisis protein dari telur2. Untuk mengetahui
komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis.D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini,
antara lain :1. Dapat mengetahui identifikasi asam amino yang mengandung sulfur
dan inti benzen.2. Dapat mengetahui komponen asam amino dari protein yang
terdapat dalam telur dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.
Uji biuret ini dapat digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptide dalam suatu
senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukan adanya senyawa
protein. Langkah
pengujian yang dapat dilakukan adalah larutan sampel yang diduga mengandung
protein ditetesi dengan larutan NaOH kemudian diberi beberapa tetes larutan
CuSO4 encer. Apabila larutan berubah menjadi arna unggu maka larutan
tersebut mengandung protein.
Secara
kimia dibedakan antara protein sederhana dan protein kompleks yang mengandung
zat-zat makanan tambahan seperti karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Pada
protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan approprotein dan keseluruhannya
dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak
perbedaan. Protein mempunyai berbagai fungsi diantaranya: merupakan katalis
biokimia (enzim), alat pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh,
pertahanan tubuh, perambatan impuls syaraf dan pengendali pertumbuhan.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum “ Uji Biuret “ ini adalah Untuk mengidentifikasi adanya protein terhadap
larutan Albumin, Casein, Putih telur, dan Aquadest .dengan tes biuret
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
(disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam
dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein (Darjanto, 1988).
Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul atau
mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein
terkonjugasi yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang
diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah
pertama; protein sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya
menghasilkan asam amino, dan kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang
dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga
komponen organik ataupun komponen anorganik yang disebut “gugus prosthetic”
(Day, Jr.R.A.dan Underwood 1990).
Keistimewaan dari
protein ini ialah bahwa strukturnya yang mengandung N disamping C, H, O (
seperti juga karbohidrat dan lemak ), S edan kadang-kadang P, Fe,dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein). Protein dalam bahan makanan tertentu
sangat penting dalam proses kehidupan organisme yang heterotrof seperti hewan
dan manusia. Protein alamiah mula-mula dibentuk dari asam-asam amino yang
dirakit sama sekali baru oleh organisme autrotofdari unsure-unsur anorganik C,
H, O, N, dan S yang ada dalam tanah atau udara
( Erminawati, 2008).
Molekul protein yang
besar menyebabkan protein mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik ataupun
aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang yang dapa menyebabakan perubahan
sifat alamiah protein misalnya panas, asam, basa, solven organic,garam, logam
berat, radiasi sinar radioaktiv.Perubahan sifat fisik yang mudah diamati,
adalah terjadinya penjedalan . dalam bahan makanan tertentu bahan yang
digunakan untuk menguji kandungan protein meliputi putih telur, larutan KOH dan
larutan CuSO4. (Michael Purba, 1996).
Untuk mengetahui bahwa
protein tertentu memberikan warna tertentu dengan pereaksi tertentu,
sruktur dan fungsi protein akan dapat diketahui lebih jauh. Dengan terbentuknya
warna, maka protein dan asam. Asam amino yang dikandungnya dapat diketahui
dengan bantuan kromatografi atau elektroforesis (Suharjo,
2003).
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
(disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam
dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein (Sudarmadji, Slamet, 1996).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran
bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun
kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam
amino tersebut (Wilbraham,
1992).
Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetric,
kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi dan elektroforesis. Salah satu metode
yang banyak memperoleh pengembangan ialah metode kromatografi. Macam-macam
kromatografi ialah kromatografi kertas, krometografi lapis tipis dan
kromatografi penukar ion (Winarno, F.G, 1995).
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang
sama.Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang
yangbiasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai
dua gugus pada tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang
digambarkan sebagai strukturion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada
asam amino menunjukkan sifat-sifatspesifiknya. Karena asam amino mengandung
kedua gugus tersebut, senyawa ini akanmemberikan reaksi kimia yang yang
mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalahreaksi asetilasi dan
esterifikasi (Darjanto, SU.Ir,
1988).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan
praktikum ini adalah pada hari Selasa, 25 Maret 2014 pada
pukul 10.00 WIB. Adapun tempat pelaksanaan praktikum adalah di Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
3.2 Bahan dan Alat
· Bahan
1. Albumin 20%
2. Casein 20%
3. NaOH 0,1 N
4. CuSO4 0,1 N
5. Aquadest
· Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Pipet tetes
3.3 Prosedur Percobaan
1. Disiapkan 3 tabung reaksi
2.
Diisi dengan albumin, putih telur, aquadest dan casein sebanyak 1
ml pada tiap-tiap tabung
3.
Ditambahkan NaOH 1 ml dan CuSO4 0,1 N sebanyak 2 tetes pada ketiga
tabung
4.
Diulangi percobaan sekali lagi
5.
Diamati perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No.
|
Larutan
|
Reaksi Uji Biuret
|
Keterangan
|
1.
|
Albumin
|
( + )
|
Ungu
|
2.
|
Casein
|
( + )
|
Ungu Muda
|
3.
|
Putih Telur
|
( ++ )
|
Ungu Pekat
|
4.
|
Aquadest
|
( - )
|
Biru
|
Hasil
Pengamatan Kelompok 1
Keterangan gambar :
Tabung I
: berisi larutan Aquadest 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung II
: berisi larutan Casein 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung III : berisi larutan Putih Telur 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2
tetes
Tabung IV : berisi larutan Albumin 1ml + NAOH
1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Ulangan Kelompok 2
Ulangan Kelompok 3
Ulangan Kelompok 4
Ulangan Kelompok 5
Keterangan gambar :
Tabung I
: berisi larutan Albumin 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung II
: berisi larutan Putih telur 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung III : berisi larutan Casein 1ml + NAOH
1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung IV : berisi larutan Aquadest1ml + NAOH
1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
4.2 Pembahasan
Dalam
praktikum yang berjudul “Protein dengan uji Biuret” larutan Albumin, larutan
Casein, Putih telur yang di tetesi 1 ml NaOH dan ditetesi dua tetes larutan
CuSO4
Menghasilkan warna ungu, tetapi di
setiap larutan tersebut memiliki tingkat kepekatan terhadap warna ungu yang di
hasilkan,yaitu ; Putih telur menghasilkan warna ungu dengan tingkat kepekatan
yang tinggi, larutan Casein menghasilkan warna ungu dengan tingkat kepekatan di
antara Albumin dan putih telur dan larutan casein menghasilkan warna ungu ungu
dengan kepekatan yang rendah ( ungu muda ). Sedangkan larutan Aquadest
digunakan sebagai pengontrol, sehingga warna yang dihasilkan adalah biru.
Warna
ungu yang dihasilkan larutan adalah membuktikan
bahwa didalam larutan tersebut terdapat protein.
Warna
ungu yang dihasilkan dari reaksi
tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan pasangan
elektron bebas dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron bebas
dari O molekul air.
Reaksi : NH2 - C - NH - C - NH2
O
O
Dua molekul asam amino dapat saling berikatan membentuk ikatan kovalen
melalui suatu ikatan amida yang disebut dengan ikatan peptida. Ikatan kovalen
ini terjadi antara gugus karboksilat dari satu asam amino dengan gugus α amino
dari molekul asam amino lainnya dengan melepas molekul air. Tiga molekul asam
amino dapat bergabung membentuk dua ikatan peptida, begitu seterusnya sehingga
dapat membentuk rantai polipeptida.Peptida memberikan reaksi kimia yang khas,
dua tipe reaksi yang terpenting yaitu hidrolisis ikatan peptida dengan
pemanasan polipeptida dalam suasana asam atau basa kuat (konsentrasi tinggi).
Sehingga dihasilkan asam amino dalam bentuk bebas.Hidrolisa ikatan peptida
dengan cara ini merupakan langkah penting untuk menentukan komposisi asam amino
dalam sebuah protein dan sekaligus dapat menetapkan urutan asam amino pembentuk
protein tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
· Pada tes uji biuret yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein
dalam makanan.
· Putih telur mengandung banyak proein di dalamnya.
· Warna ungu yang dihasilkan dari larutan menunjukkan
ada tidaknya kandungan protein didalamnya.
· Makin kuat
intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin
panjang ikatran peptidanya.
· Semakin
tinggi kosentrasi larutan protein semakin banyak ikatan peptide dalam larutan
maka pembentukan kompleks semakin banyak, ini dapat dilihat dari warna biru
ungu yang semakin pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Darjanto, SU.Ir.1988.Ilmu Kimia Organik.Purwokerto:Fakultas pertanian dan
peternakan UNSOED.
Day, Jr.R.A.dan Underwood, A.L.1990.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga.
Erminawati, MSc dkk.
2008. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II. Universitas
Jenderal Soedirman: Purwokerto.
Michael Purba,
1996. KIMIA untuk SMA
XII. Erlangga, Jakarta.
Suharjo dan Clara, M. Kusharto.2003.Prinsip – Prinsip Ilmu Gizi.
Yogyakarta:Kanisius.
Sudarmadji, Slamet.
1996. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty Yogayakarta. Yogaykarta.
Wilbraham,
Antony.C dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar
Kimia Organik dan Hayati. ITB,Bandung.
Winarno, F.G. 1995 dan 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Darjanto, SU.Ir.1988.Ilmu Kimia Organik.Purwokerto:Fakultas pertanian dan
peternakan UNSOED.