BAB
I
PENDAHULUAN
Biologi
Molekuler merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi
molekul-molekul hayati serta kontribusi hubungan tersebut terhadap pelaksanaan
dan pengendalian berbagai proses biokimia. Yang merujuk kepada pengkajian mengenai kehidupan pada skala molekul. Ini termasuk penyelidikan tentang interaksi molekul
dalam benda hidup dan kesannya, terutama tentang interaksi berbagai sistem
dalam sel, termasuk interaksi DNA, RNA, dan sintesis
protein, dan bagaimana
interaksi tersebut diatur. Bidang ini bertumpang tindih dengan bidang biologi (dan kimia) lainnya, terutama genetika dan biokimia.
Biologi Sel adalah cabang dari ilmu biologi yang membahas tentang
sel dan proses-proses yang terjadi didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Biologi Molekuler
Prinsip dasar biomolekul adalah peran dan interaksi
molekul-molekul hayati dalam mengontrol reaksi-reaksi biologis. Interaksi
tersebut berlangsung di dalam sel (intrasel) maupun di luar sel (ekstasel)
makhluk hidup. Inti reaksi biologis tersebut adalah berupa reaksi metabolisme
pembentuk senyawa (anabolisme) atau penguraian senyawa (katabolisme) dengan
bantuan enzim-enzim tertentu. Bahan dasar metabolisme tersebut diperoleh dari
makromolekul yang tekandung dalam makanan yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.
Asam nukleat berperan dalam meregulasi reaksi metabolisme tubuh seperti proses
pemeliharaan, transmisi, dan ekspresi informasi hayati yang meliputi replikasi,
transkripsi, dan translasi.
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi
utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat
beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan
atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan akan membedakan
karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal
kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati,
glikogen, selulosa dan hemiselulosa).
Lemak
adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter, kloroform,
benzena dan hidrokarbon lainnya.
Lemak disusun oleh 2 jenis molekul yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol
adalah alkohol yang terdiri dari 3 stom karbon dengan setiap atom karbon
mengikat satu gugus hidroksil. Asam lemak memiliki rangka karbon panjang,
biasanya 16 atau 18 karbon, dengan gugus karboksil pada bagian ujungnya. Lemak
terbentuk bila asam lemak berikatan dengan setiap gugus karboksil pada gliserol
dan menghasilkan ikatan ester. Hasil dari reaksi ini adalah triasilgliserol.
Seringkali dalam pembahasan nutrisi kita mengenal istilah lemak jenuh dan lemak
tak jenuh. Kondisi tersebut dibentuk oleh jumlah ikatan rangkap yang terdapat
pada asam lemak. Lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap pada
asan lemaknya.
Protein
merupakan suatu zat makanan yang penting bagi tubuh, karena zat ini disamping
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C, H,
O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Protein disusun oleh
20 asam amino essensial membentuk ikatan peptida.
Asam nukleat
adalah makromolekul terbesar dalam sel, berupa polimer linier sangat panjang
disebut juga polinukletida yang terdiri dari 106 atau lebih
nukleotida. Nukleotida terdiri dari molekul gula dengan 5
atom C (pentosa), satu atau lebih gugus fosfat, dan basa nitrogen. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam Deoksiribonukleat (DNA) merupakan asam nukleat
yang mengandung informasi genetik dan biasanya dalam
bentuk kompleks nukleoprotein (DNA-protein) yang disebut kromosom. Tiap
kromosom membawa informasi genetik yang dibutuhkan pada
sintesis senyawa yang diperlukan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan replikasi
sel. DNA
merupakan molekul yang sangat besar dengan struktur sederhana, berupa 4 subunit
nukleotida yang terikat dalam suatu rantai dengan urutan tertentu. Urutan
nukleotida dalam DNA berfungsi sebagai sandi untuk menyampaikan semua informasi
kepada sel guna membuat segala sesuatu untuk kebutuhan kehidupannya. Asam ribonukleat (RNA) berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik.
Polisakarida
Polisakarida
merupakan polimer beberapa gula sederhana yang satu sama lain secara kovalen
dihubungkan melalui ikatan glikosidik.
Makromolekul ini terutama berfungsi sebagai cadangan makanan dan materi
struktural.
Fosfolipid
Fosfolipid milik keluarga
lipid polimer biologis. Sebuah fosfolipid terdiri dari dua asam lemak, unit
gliserol, gugus fosfat dan molekul polar.
Karbon Monoksida
Informasi dan sumber daya
yang berkaitan dengan efek dari karbon monoksida dan keracunan karbon monoksida.
Antibodi
Antibodi
adalah protein khusus yang membela terhadap zat-zat asing dalam tubuh. Mereka
diproduksi oleh sel-sel darah putih yang dikenal sebagai sel B yang berkembang
dari sel-sel induk sumsum tulang.
2.2 Biologi
Seluler
Struktur
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam
sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu
dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan
dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur
yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada
eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus.
Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik,
sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki
sel eukariotik.
Sel prokariota
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon,
'biji'), tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat
DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota
merupakan organisme
uniseluler dengan sel
berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3)
serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan
beberapa struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di
luar membran selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang
terbuat dari karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan
peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan
protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota
mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada isi sel.
Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar
selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang
disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda
dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu,
sejumlah bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain dengan benang
protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria
(jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat pada
dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan
struktur lingkar yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota
sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid
tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid
membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu,
misalnya resistansi terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada mulanya dianggap hanya ada
pada eukariota. Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk sel.
Sel eukariota
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon)
memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm,
sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara
nukleus dan membran
sel. Sitoplasma ini
terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi
terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan
organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua
membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir
semua sel eukariota, yaitu (1) mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum
endoplasma, suatu
jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan Golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat
tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang
rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel, ditemukan pada sel hewan, tetapi
tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel
tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme
uniseluler. Baik sel
tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta
tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian.
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan
mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus,
juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan
membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun
komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara
dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.
Membran
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma
dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh
volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk
dari molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan
kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid
membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda
lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya
mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi
pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan
sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein
yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang
mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam
sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang
memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus,
contohnya sel
darah merah matang
yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya
(yang disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan
protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh
ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang
berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran
selubung nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA
terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung,
menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang
tidak membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah
komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian
dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung
menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung
pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara
mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini
lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom,
tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.
Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali
ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta
ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah
molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan
fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.
Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan
berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein
yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan
terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat
Retikulum endoplasma
Retikulum
endoplasma merupakan
perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum =
'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua
bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus.
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena
permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat
tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada
retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian
dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein
tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke
bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari
retikulum endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut
dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma
halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen
membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran
retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang
mengubah obat-obatan, racun, dan
produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun
atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.
Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk kantong pipih
dari membran yang disebut sisterna.
Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme
yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan
Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi.
Organel ini biasanya terletak di antara retikulum
endoplasma dan
membran plasma.
Badan Golgi mengatur pergerakan
berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan
ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan
di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran
plasma di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya
dengan cara bergabung dengan membran plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran plasma mencekung ke
dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau
tempat lain, misalnya lisosom.
Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan. Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran,
disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong'
dan dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal.
Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak
vakuola kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring
dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan
air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan
makanan, garam-garam, pigmen, dan
limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai mekanisme
pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat
ditemukan pada sel hewan dan protista uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom
agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki
vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.
Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar,
secara umum hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang
seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh
ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada membran
luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke
dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi yang
memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak
merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam
proses itu ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan
sebagian besar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk
menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan
molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim
yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari
keseluruhan bagian sel lain. Organel ini memiliki DNA sendiri
yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.
Plastida
Merupakan organel yang umumnya
berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas,
berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis. Kromoplas
adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil,
fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau
warna pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi
sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada beberapa macam leukoplas
berdasar bahan yang dikandungnya: amiloplas berisi amilum, elaioplas (lipoplas)
berisi lemak, dan proteoplas berisi protein.Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dikenal tiga
jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas (Plastida
berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
·
Amiloplas (untak menyimpan amilum)
·
Elaioplas
(Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak)
·
Proteoplas (untuk
menyimpan protein).
2. Kloroplas yaitu
plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3.
Kromoplas
yaitu
plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
·
Karotin (kuning)
·
Fikodanin (biru)
·
Fikosantin (kuning)
·
Fikoeritrin (merah)
Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung
satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen
peroksida (H2O2).
Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom
senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga
mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah,
misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan
berperan penting mengubah cadangan lemak biji
menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.
Mikrofilamen
Mikrofilamen mirip seperti
mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan yang membentuk mikrofilamen
adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada otot. Dari hasil penelitian
diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel,
endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari
mikrofilamen.