Minggu, 11 Mei 2014

Uji kualitatif PROTEIN (Biuret)

Laporan Praktikum Biokimia


PROTEIN
UJI BIURET

Disusun oleh:

Kelompok 1
AGT Kelas 4

Fathul Rizal                (1305101050010)
Gian Alfan                  (1305101050110)
Rian Jura Arrazi         (1305101050034)
Tajul Rina                   (1305101050080)
Yulfa Sari Tarigan      (1305101050051)

index.jpg












LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2014

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah Struktur
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek.
Protein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup. Protein berfungsi sebagai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim, dan lain-lain. Ditinjau dari segi kimia, protein merupakan suatu senyawa polimer dari asam amino dengan berat molekul tingi (104 sampai 106).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitroge dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein dirumuskan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1938.
Sifat-sifat protein berbeda-beda saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.
Asam amino merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi amino (- NH2) dan asam karboksilat (- COOH) pada olekul yang sama. Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein.Asam amino dapat mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein.Hidrolisat protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitikdengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsihidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi danmemperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagaidiet untuk penderita pencernaan. Dengan menggunakan teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalamhidrolisat protein dapat diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkansubstansi campuran menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagaicara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi ujiprotein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, ujihopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein,berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Sertauji koagulasi dan denaturasi protein. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum danuji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadaptirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret
Bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH darirantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asamamino yang mengandung inti benzena. Oleh karena itu dalam praktikum ini akandilakukan hidrolisis protein dan identifikasi asam amino dari telur bubuk.B. Permasalahan Dari pemaparan di atas, timbul permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalampraktikum ini, yaitu1. Bagaimana menghidrolisis protein dari telur ?2. Bagaimana mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis?C. Tujuan Dari permasalahan yang diajukan, maka tujuan praktikum ini yaitu antara lain :1. Untuk mengetahui cara menghidrolisis protein dari telur2. Untuk mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain :1. Dapat mengetahui identifikasi asam amino yang mengandung sulfur dan inti benzen.2. Dapat mengetahui komponen asam amino dari protein yang terdapat dalam telur dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.
Uji biuret ini dapat digunakan untuk mengetahui ada  atau tidaknya ikatan peptide dalam suatu senyawa sehingga uji biuret dapat dipakai untuk menunjukan adanya senyawa protein. Langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah larutan sampel yang diduga mengandung protein ditetesi dengan larutan NaOH kemudian diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Apabila larutan berubah menjadi arna unggu maka larutan tersebut mengandung protein.
Secara kimia dibedakan antara protein sederhana dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Pada protein kompleks, bagian polipeptida dinamakan approprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Protein mempunyai berbagai fungsi diantaranya: merupakan katalis biokimia (enzim), alat pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan tubuh, perambatan impuls syaraf dan pengendali pertumbuhan.





1.2  Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum “ Uji Biuret “ ini adalah Untuk mengidentifikasi adanya protein terhadap larutan Albumin, Casein, Putih telur, dan Aquadest .dengan tes biuret












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein (Darjanto, 1988).
Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul atau mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein terkonjugasi yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah pertama; protein sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino, dan kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun komponen anorganik yang disebut “gugus prosthetic”
(Day, Jr.R.A.dan Underwood 1990).
Keistimewaan dari protein ini ialah bahwa strukturnya yang mengandung N disamping C, H, O ( seperti juga karbohidrat dan lemak ), S edan kadang-kadang P, Fe,dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Protein dalam bahan makanan tertentu sangat penting dalam proses kehidupan organisme yang heterotrof seperti hewan dan manusia. Protein alamiah mula-mula dibentuk dari asam-asam amino yang dirakit sama sekali baru oleh organisme autrotofdari unsure-unsur anorganik C, H, O, N, dan S yang ada dalam tanah atau udara
( Erminawati, 2008).
Molekul protein yang besar menyebabkan protein mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik ataupun aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang yang dapa menyebabakan perubahan sifat alamiah protein misalnya panas, asam, basa, solven organic,garam, logam berat, radiasi sinar radioaktiv.Perubahan sifat fisik yang mudah diamati, adalah terjadinya penjedalan . dalam bahan makanan tertentu bahan yang digunakan untuk menguji kandungan protein meliputi putih telur, larutan KOH dan larutan CuSO4. (Michael Purba, 1996).
Untuk mengetahui bahwa protein tertentu memberikan  warna tertentu dengan pereaksi tertentu, sruktur dan fungsi protein akan dapat diketahui lebih jauh. Dengan terbentuknya warna, maka protein dan asam. Asam amino yang dikandungnya dapat diketahui dengan bantuan kromatografi atau elektroforesis (Suharjo, 2003).
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein (Sudarmadji, Slamet, 1996).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam amino tersebut (Wilbraham, 1992).
Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetric, kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi dan elektroforesis. Salah satu metode yang banyak memperoleh pengembangan ialah metode kromatografi. Macam-macam kromatografi ialah kromatografi kertas, krometografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion (Winarno, F.G, 1995).
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yangbiasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai strukturion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifatspesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akanmemberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalahreaksi asetilasi dan esterifikasi (Darjanto, SU.Ir, 1988).























BAB III
METODELOGI PERCOBAAN


3.1 Waktu dan Tempat
            Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah pada hari Selasa, 25 Maret 2014 pada pukul 10.00 WIB. Adapun tempat pelaksanaan praktikum adalah di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2 Bahan dan Alat
·       Bahan
1.     Albumin 20%
2.     Casein 20%
3.     NaOH 0,1 N
4.     CuSO4 0,1 N
5.     Aquadest

·       Alat
1.     Tabung reaksi
2.     Rak tabung reaksi
3.     Pipet volume
4.     Pipet tetes

3.3 Prosedur Percobaan
1.     Disiapkan 3 tabung reaksi
2.     Diisi dengan albumin, putih telur, aquadest dan casein sebanyak 1 ml pada tiap-tiap tabung
3.     Ditambahkan NaOH 1 ml dan CuSO4 0,1 N sebanyak 2 tetes pada ketiga tabung
4.     Diulangi percobaan sekali lagi
5.     Diamati perubahan yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1  Hasil Pengamatan
No.
Larutan
Reaksi Uji Biuret
Keterangan
1.
Albumin
( + )
Ungu
2.
Casein
( + )
Ungu Muda
3.
Putih Telur
( ++ )
Ungu Pekat
4.
Aquadest
( - )
Biru


       Hasil Pengamatan Kelompok 1
Keterangan  gambar :
Tabung I   : berisi larutan Aquadest 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung II  : berisi larutan Casein 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung III : berisi larutan Putih Telur 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung IV : berisi larutan Albumin 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes





Ulangan Kelompok 2

Ulangan Kelompok 3


Ulangan Kelompok 4
Ulangan Kelompok 5

Keterangan  gambar :
Tabung I   : berisi larutan Albumin 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung II  : berisi larutan Putih telur 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung III : berisi larutan Casein 1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes
Tabung IV : berisi larutan Aquadest1ml + NAOH 1ml+ Larutan CuSO4 2 tetes




4.2  Pembahasan
Dalam praktikum yang berjudul “Protein dengan uji Biuret” larutan Albumin, larutan Casein, Putih telur yang di tetesi 1 ml NaOH dan ditetesi dua tetes larutan CuSO4 Menghasilkan warna ungu, tetapi di setiap larutan tersebut memiliki tingkat kepekatan terhadap warna ungu yang di hasilkan,yaitu ; Putih telur menghasilkan warna ungu dengan tingkat kepekatan yang tinggi, larutan Casein menghasilkan warna ungu dengan tingkat kepekatan di antara Albumin dan putih telur dan larutan casein menghasilkan warna ungu ungu dengan kepekatan yang rendah ( ungu muda ). Sedangkan larutan Aquadest digunakan sebagai pengontrol, sehingga warna yang dihasilkan adalah biru.
Warna ungu  yang dihasilkan larutan adalah membuktikan bahwa didalam larutan tersebut terdapat protein. Warna ungu  yang dihasilkan dari reaksi tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron bebas dari O molekul air.
Reaksi :  NH2 - C - NH - C - NH2
                                            
                               O            O
Dua molekul asam amino dapat saling berikatan membentuk ikatan kovalen melalui suatu ikatan amida yang disebut dengan ikatan peptida. Ikatan kovalen ini terjadi antara gugus karboksilat dari satu asam amino dengan gugus α amino dari molekul asam amino lainnya dengan melepas molekul air. Tiga molekul asam amino dapat bergabung membentuk dua ikatan peptida, begitu seterusnya sehingga dapat membentuk rantai polipeptida.Peptida memberikan reaksi kimia yang khas, dua tipe reaksi yang terpenting yaitu hidrolisis ikatan peptida dengan pemanasan polipeptida dalam suasana asam atau basa kuat (konsentrasi tinggi). Sehingga dihasilkan asam amino dalam bentuk bebas.Hidrolisa ikatan peptida dengan cara ini merupakan langkah penting untuk menentukan komposisi asam amino dalam sebuah protein dan sekaligus dapat menetapkan urutan asam amino pembentuk protein tersebut.


BAB V
KESIMPULAN


5.1 Kesimpulan

·     Pada tes uji biuret yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam makanan.
·     Putih telur mengandung banyak proein di dalamnya.
·     Warna ungu yang dihasilkan dari larutan menunjukkan ada tidaknya kandungan protein didalamnya.
·     Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatran peptidanya.
·     Semakin tinggi kosentrasi larutan protein semakin banyak ikatan peptide dalam larutan maka pembentukan kompleks semakin banyak, ini dapat dilihat dari warna biru ungu yang semakin pekat.
















DAFTAR PUSTAKA


Darjanto, SU.Ir.1988.Ilmu Kimia Organik.Purwokerto:Fakultas pertanian dan peternakan UNSOED.

Day, Jr.R.A.dan Underwood, A.L.1990.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga.

Erminawati, MSc dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II. Universitas
Jenderal Soedirman: Purwokerto.

Michael Purba, 1996. KIMIA untuk SMA XII. Erlangga, Jakarta.

Suharjo dan Clara, M. Kusharto.2003.Prinsip – Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta:Kanisius.

Sudarmadji, Slamet. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogayakarta. Yogaykarta.

Wilbraham, Antony.C dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB,Bandung.

Winarno, F.G. 1995 dan 2004. Kimia Pangan dan Gizi.  PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Darjanto, SU.Ir.1988.Ilmu Kimia Organik.Purwokerto:Fakultas pertanian dan peternakan UNSOED.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar